Cek Tekanan Angin Ban Secara Rutin

Dengan memeriksa tekanan angin secara rutin maka ban mobil Anda akan lebih awet. Selain itu pengemudi serta penumpang juga dapat merasa lebih aman dan nyaman selama berkendara.

Terkadang hal sepele justru membuat Anda mendapat musibah besar. Tidak teliti dan malas mengontrol sesuatu yang detil menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan.

Seperti mengecek tekanan angin pada ban yang hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit. Meski tampak sepele dan sepertinya bisa ditunda, ada resiko tertentu terhadap keselamatan Anda dan keluarga saat berkendara.


Pemeriksaan tekanan angin secara periodik bisa meminimalisir resiko tersebut. "Sebaiknya periksa tekanan angin minimal dua minggu sekali. Jangan satu bulan sekali," ujar O.K. Riviandi, Service Manager PT. Setianita Megah Motor (Honda Tebet) yang akrab disapa Andi.

Pengecekan tekanan angin ban juga perlu karena bisa menghindari ban pecah saat melaju dengan kecepatan tinggi. Karena bila salah satu ban tekanan anginnya berbeda dengan ban lainnya alias komposisinya tidak sesuai bisa membuat ban pecah.

Menurut Andi, angin di dalam ban mobil saat ini sebagian besar berisi air. Kenapa bisa terisi air? Menurut pria berkacamata ini pengisian angin yang berada di pinggir jalan rata-rata di dalam kompresornya terisi air. Sehingga saat angin disalurkan melalui selang ada cipratan air yang masuk ke dalam ban. Alhasil ketika mobil Anda terparkir atau berjalan di bawah terik matahari, air tersebut bisa menguap. Akibatnya tekanan angin ikut berkurang.

Alasan lain yang membuat pemilik mobil harus rajin mengecek tekanan angin ban ialah menjaga kondisi ban. "Ban yang kurang tekanan angin dan sering melewati jalan yang berlubang akan membuat ban cepat rusak," papar Andi.

Bila kondisi ban sudah tidak rata permukaannya, maka kenyamanan dalam kabin bisa terganggu. "Suara berisik seperti mendengung yang kadang kita dengar dalam kabin itu biasanya berasal dari suara gesekan aspal dengan ban yang kondisinya sudah tidak bagus," Andi menambahkan.


Tidak heran bila banyak produsen ban dan dealer mobil ketika menjual mobilnya menyarankan pemiliknya rutin mengecek tekanan angin. Karena tekanan angin yang sesuai dengan standar, misal 30 - 32 Psi, bisa meminimalisir hal-hal tersebut.

Andi menambahkan bahwa para produsen ban pasti sudah melakukan riset yang sesuai dengan kondisi jalan di Indonesia. Sehingga bila tekanan angin pada ban sesuai, benturan keras pada lubang pun hanya akan berakibat minimal pada ban.
Rusaknya ban ternyata tidak hanya kurangnya tekanan angin, bisa saja ban rusak karena balancing dan spooring yang tidak benar. "Jalanan di Indonesia, khususnya Jakarta, tidak menjaminspooring dan balancing mobil tetap stabil. Malah bisa cepat berubah," jelasnya.

Ketika balancing dan spooring yang mulai berubah tidak segera diperbaiki, maka umur ban bisa menjadi lebih pendek. Maka dari itu setiap dealer dan bengkel mobil ada baiknya mengingatkan pemilik mobil untuk mengecek spooring dan balancing pada saat mobil sudah menempuh jarak sebanyak 20.000 - 25.000 km.

Jalanan dengan lapisan beton yang mempunyai kontur berbeda dengan aspal juga bisa membuat ban cepat aus. Kenapa? Karena jalanan beton lebih kasar dari aspal sehingga lebih cepat mengikis karet ban. Meskipun dari segi awet, jalanan beton lebih tahan lama dibanding aspal.

Tidak salah bila umur ban baru sulit diprediksi kapan harus diganti. Karena menurut Andi ada dua hal yang menentukan umur suatu ban, yakni perilaku mengemudi dan pemakaian (kondisi jalan yang dilalui). Namun umumnya umur ban mobil di Jakarta berkisar dua sampai tiga tahun.

Nitrogen Jadi Solusi

Dari banyaknya permasalahan di atas yang diakibatkan kurangnya tekanan angin, itu semua terjadi dengan pengisian angin biasa. Namun Andi menilai dengan menggunakan nitrogen bisa meminimalisir kerusakan pada ban. "Kalau tadi angin rata-rata ada isi airnya, nah kalau nitrogen itu pure gas (angin)," pungkasnya.


Memang harga pengisian angin nitrogen jauh lebih mahal, tapi daya tahan tekanannya lebih berumur panjang. Meski begitu pengecekan tekanan tetap harus rutin dilakukan walaupun lebih lama satu minggu. Menggunakan angin nitrogen juga diklaim bisa membuat umur ban lebih panjang dengan syarat diisi secara konsisten.

Sayangnya, masih banyak pemilik mobil yang enggan mengisi angin ban dengan nitrogen. Alasannya klasik, harganya yang lebih mahal dan sulit mencari pengisian nitrogen di luar daerah. Walaupun saat ini di Jakarta sendiri semakin marak pengisian angin nitrogen di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Sewa Mobil Surabaya

Offisial Website : Okkarent
Penjaringan Asri PS IE,No.8-9, Surabaya, Jawa Timur 60232, Indonesia

Telp. +62-31-70330661  Pin BB: 277 976 05, +62812 52 666 966, 
+62317 0330 7447, +6285 6450 50605
Website: www.okkarent.com
E-mail: info@okkarent.com

Belum ada tanggapan untuk "Cek Tekanan Angin Ban Secara Rutin"

Posting Komentar